Khamis, Jun 09, 2011

HAKIKAT INSAN

Firman Allah swt yang bermaksud :
"Manusia itu hendaklah memerhatikan dari apa dia dijadikan. Dijadikan dari air yang terpancar (air mani) yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan". (At-Tariq : 5-7).

FimanNya lagi yang bermaksud :
"Dan apakah manusia itu tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitir air (mani) maka dia menjadi penentang yang nyata. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan dia lupa kepada kejadiannya". (Yasin :77)

Kalau diperhatikan kepada dua ayat diatas, Allah membicarakan kepada hambanya daripada dan bagaimana manusia itu diciptakan. Manusia yang dahulunya tiada, maka diadakan oleh Allah dan diberi pelbagai nikmat diatas muka bumi ini tanpa sebarang bayaran se-sen pun. Tiba-tiba dia menjadi penentang yang nyata kepada Allah swt akibat lupa kepada asal kejadiannya.

Selama berada didalam rahim ibu, manusia itu memakan pelbagai macam najis. Lama kelamaan yang tadinya air, berubah bentuknya menjadi segumpal darah (alaqah), sesudah itu menjadi seketul daging(mudghah). Dengan qudrat dan iradat Allah swt, ditiupkan kedalam tubuhnya itu roh dan dijadikannya pancaindera yang dipergunakan sebagai alat dalam mendayung bahtera kehidupan didunia ini. Beginilah caranya Tuhan mengeluarkan seseorang kepada nurulhayah. Dikeluarkannya dari tempat yang sempit dan gelap didalam rahim ibu lahir kedunia sebagai makhluk insani.

Harus diingat bahwa manusia itu tadinya adalah bayi, lemah, tidak sanggup mengerjakan apa-apa. Tidak upaya menutupi keperluan hidup. Disinilah Allah swt dengan ilmu, kudrat dan iradat Nya memberikan sebab-sebab yang membimbing dan menyokong dalam pertumbuhan kehidupan, semakin hari semakin bertambah besar dan akhirnya menjadi seorang anak muda. Sudah itu tenaganya semakin hari semakin lemah, dari muda beransur-ansur tua. Demikian juga kemampuan berfikir semakin hari semakin berkurang dan pada akhirnya kembali seperti anak-anak.

Demikian juga alat indera dan akal fikiran, semakin lama semakin berkurang, sudah pelupa dan sudah banyak yang salah dalam segala tindakannya. Ibarat pelita yang sudah kehabisan minyak, cahayanya semakin lama semakin malap sebagai tanda sudah mendekat kepintu kubur. Inilah roda putaran manusia seandainya dipanjangkan Allah umur mereka. Bilamana cahaya hidupnya telah pudar, maka ketika itu jasadnya yang kasar ini akan terbaring di liang lahad. Hartabenda yang dikumpul, anak dan isteri serta kaum kerabat dan handai taulan yang tidak terpisah selama ini, akan ditinggalkan buat selama-lamanya. Harta dunia akan tinggal didunia sedangkan manusia akan kembali menghadap Tuhan Pencipta.

Bilamana diperhatikan jalan hidup didunia yang pendek ini, hidup tidak ubah seperti seteguk air atau mimpi diwaktu senja. Manusia tidak akan mampu menahan putaran roda kehidupan biar sekelip mata sekali pun. Manusia perlu mengakui bahwa di alam ini tersembunyi kekuatan tinggi maha ghaib, kekuatan raksaksa yang tidak boleh dikendalikan menurut kemahuan diri sendiri. Allahlah yang memberikan kehidupan kepada makhlukNya yang hina ini menurut sekehendak hatiNya. Demikian juga mengambil kembali bila dikehendakiNya, seakan-akan manusia tiada daya upaya sama sekali.

Walaupun manusia melalui ketajaman akal fikiran kurniaan Allah swt mampu mencipta senjata, meneroka angkasa lepas dan mengumpul harta sebanyak mungkin, namun mereka tidak berdaya sama sekali bila mana berhadapan dengan kudrat Illahi. Hebat manapun seorang manusia itu, pasti akan sujud menyembah bumi bila tiba masanya.

PATUTKAH MANUSIA MELAWAN KHALIQNYA?


Tiada ulasan:

Catat Ulasan